PSIKOLOGI KERJA
Dewasa ini, semua industri
merekrut tenaga kerja sesuai kebutuhan dalam menetapkan pekerjaan sesuai dengan
kapasitasnya dalam rangka mengisi lowongan jabatan.
Industri sadar dalam
pentingnya menetapkan pekerjaan sesuai dengan latar belakang personal, baik
latar belakang pendidikan, bakat dan sikap.
Proses pengembangan
kecakapan dipenuhi melalui program pelatihan program ini diharapkan memperoleh
nilai tambah pengetahuan, keterampilan dan mempertinggi daya kerja,
mengembangkan cara berfikir kritis dan inovatif.
1. Psiko Analisis dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
Untuk pekerjaan diperlukan
tenaga kerja yang sesuai dan profesional di bidangnya, mampu memadai setiap
masalah dan berakhir dengan kepuasan dalam tugasnya.
Secara psikologis
seseorang berusaha mengejar kebutuhan memuaskan diri dalam bekerja, berawal
dari kepuasan kerja adalah target tertentu, dengan demikian seseorang berusaha
menciptakan kondisi agar bekerja lebih bersemangat.
Psiko analisis
adalah salah satu proses untuk mendapatkan keterangan dan kejelasan dari
seorang tentang kepribadiannya, berdasarkan hasil psiko analisis dapat
menentukan karakteristik yang harus dimiliki seseorang dalam jabatan tertentu.
Psiko analisis dapat merangkum proses rekruitmen dan kelak penempatan seseorang
sesuai daya keahlian, minat dan kemampuan sesuai dengan martabat, hak asasi
perlindungan hukum.
Psiko analisis
bisa sebagai alat bantu dalam menelaah struktur organisasi perusahaan, dalam
manajemen psiko analisis sangat diperlukan.
Psiko analisis
mencakup beberapa hal antara lain : Pertama, faktor fisik meliputi kesehatan,
postur tubuh dan kemampuan, panca indera. Kesehatan diutamakan mengingat
terkait produktivitas kerja, oleh karena dalam kerja terdapat aktivitas fisik
yang diandalkan.
Postur tubuh
dipertimbangkan untuk pekerjaan tertentu yaitu kesesuaian postur, dan
kepribadian yang menarik, sedang peran kemampuan panca indera disesuaikan
dengan aneka ragam pekerjaan misalnya bagian penelitian tidak memiliki rabun
penglihatan, di samping pengaruh gangguan sensoris terhadap kualitas pekerjaan.
Kedua, faktor psikis meliputi intelegensi, bakat dan minat, kepribadian,
motivasi. Keempat faktor psikis tersebut dalam industri skala menengah ke atas
dipertimbangkan secara bersungguh-sungguh.
Psiko analisis ke
depan berperan khususnya untuk persyaratan pengisian jabatan, menetapkan
standar untuk pola karier, evaluasi jabatan.
Pembinaan sumber
daya manusia adalah upaya manajemen dalam rangka meningkatkan prestasi kerja,
dengan mengembangkan kecakapan adalah untuk menambah keahlian kerja sehingga di
dalam melaksanakan tugasnya lebih efisien dan efektif.
Pengembangan
kecakapan kerja dilaksanakan dengan berbagai cara diantaranya melalui program
training, dengan training dimaksudkan untuk mempertinggi daya kerja,
mengembangkan cara berfikir kreatif dan bertindak tepat dalam mengelola
pekerjaan.
Sasaran tujuan
training adalah Pertama, meningkatkan produktivitas kerja, bila performance ini
meningkat maka berakibat peningkatan pada produktivitas perusahaan. Kedua, akan
meningkatkan mutu kerja dalam pengembangan nilai profesionalisme. Ketiga, upaya
meningkatkan moral kerja, dan upaya ini mendorong iklim dan suasana kerja lebih
sehat dan harmonis, lebih dari itu dengan training ditingkatkan pemahaman
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungannya. Keempat, program
training menunjang pertumbuhan pribadi (Personal growth) yang sangat penting
dalam ketenangan pribadi.
Kebutuhan
berprestasi ditingkatkan melalui achievement motivasi training, pembentukan
motivasi ini dalam rangka menaruh kepercayaan terhadap kemampuan diri untuk
mandiri, kreatif dan cakap serta adatif terhadap masalah baru. Achievement
motivasi training lebih mengarah pada task oriented yaitu gambaran tingkah laku
pada kemampuan menyelesaikan tugas dengan berbagai macam resiko dan menerima
segala konsekuensinya baik masa sekarang maupun masa yang akan datang (future
oriented).
Achievement
motivasi training berorientasi pada people oriented, suatu sikap yang memperhatikan
umpan balik dari pernyataan orang lain atau sejawat untuk kesempurnaan tugas.
Program pembinaan
sumber daya manusia di industri lebih tertumpu pada fungsional dan bukan pada
intelektual, intelektual adalah produk pendidikan formal, tetapi pembinaan menitik
beratkan pada sikap dan kemampuan fungsional sehingga situasi pembinaan
terpenuhi dalam suasana dan iklim spiritual kerja.
2. Lingkungan Pekerjaan dan Produktivitas Kerja
Usaha untuk berupaya
meningkatkan produktivitas kerja dan mutu produk merupakan keharusan, karena
hanya mereka yang berhasil di dalam usaha ini dapat bertahan dan berkembang
secara kompetitif di era globalisasi.
Untuk memasuki
pasar internasional hasil produksi suatu perusahaan harus memenuhi persyaratan
cukup ketat, persyaratan dan itu sering dikaitkan dengan mutu produksi yang
bersertifikasi. Internasional Standardization of Organization (ISO) adalah yang
berkenaan label kelulusan bahwa produk dapat beredar di pasar internasional.
Produktivitas
suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja tenaga kerja (produktivitas
kerja) dan peralatan yang berteknologi tinggi yang digunakan dalam proses
produksi.
Penggunaan
peralatan produksi (sumber produksi) harus match dengan kemampuan dan
keterampilan yang memadai serta dikelola secara profesional.
Kenyataan
membuktikan dalam era globalisasi dewasa ini tingkat persaingan usaha semakin
tajam dan semakin komplek. Kondisi persaingan memaksa perusahaan harus
menawarkan produk-produk unggulan yang memiliki karakteristik dalam bersaing.
Kemampuan
memanfaatkan peluang dan mampu menawarkan produk sesuai karakteristik unggulan
dikatakan memang dalam persaingan, setidak-tidaknya bertahan dalam persaingan
global.
Pemberdayaan
tenaga kerja dalam memperkuat personal setting diperlukan tenaga kerja dengan
produktivitas kerja optimal, dalam hal ini produktivitas kerja diiringi zero
accident, yang dibuktikan selama produksi tidak terdapat kecelakaan kerja,
sistem manajemen K3 (SMK3) memberikan pekerjaan tanpa mengalami kecelakaan
dalam kerja, secara perhitungan ekonomi keberhasilan dalam menjalankan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan mengurangi pengeluaran biaya yang
tidak semestinya terjadi.
Pada dasarnya
kesehatan kerja menunjukkan keadaan kondisi lingkungan kerja dapat menyajikan
kondisi yang sangat mendukung bagi produktivitas kerja. Bagi pekerja masalah
keberhasilan kesehatan kerja diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilannya meningkat secara optimal.
Kepentingan
manajemen akan memperoleh manfaat atas dua hal : Pertama, memperkuat
pengeluaran biaya dalam rangka melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan, Kedua
meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang didorong oleh tingkat kesehatan
tenaga kerja yang semakin baik dan spirit kerja konsisten.
Implementasi program
SMK3 berimplikasi pada tumbuhnya lingkungan kerja yang kondusif sehingga
mendorong terjadinya gairah dan motivasi kerja yang tinggi serta memacu
peningkatan produktivitas kerja dalam proses produksi secara proporsional.
Lingkungan
pekerjaan yang bagaimana bisa menyumbang keberhasilan produktivitas kerja
optimal, suatu kegiatan mendalam tentang persyaratan lingkungan pekerjaan
antara lain : Pertama, situasi dan kondisi lingkungan yang harmonis tanpa
konflik, membuang jauh sifat egois, hubungan kerja terjalin dalam suasana
kekeluargaan. Kedua, lingkungan kerja teknis yang memenuhi syarat antara lain
memperhatikan nilai ambang batas.
Lingkungan
pekerjaan diartikan sebagai suatu di sekitar tenaga kerja yang dapat
mempengaruhi diri dalam melaksanakan tugas, lingkungan pekerjaan yang manusiawi
akan menjadi pendorong kegairahan kerja.
Dalam teori
keseimbangan dinamis paling tidak terdapat lima faktor lingkungan kerja yang
mempengaruhi beban tenaga kerja diantaranya, pertama, faktor fisik meliputi
kebisingan, pencahayaan, getaran mekanis, radiasi. Kedua, faktor kimia meliputi
asap, debu, gas dan cairan zat. Ketiga, faktor biologis seperti virus, jamur,
serangga. Keempat, faktor fisiologis meliputi sikap kerja dan cara kerja,
kesesuaian mesin terhadap tenaga kerja. Kelima, faktor psikologis meliputi
hubungan kerja harmonis baik vertikal maupun horisontal.
Lingkungan kerja
yang tenang, aman dan manusiawi merupakan faktor yang sangat berperan dalam
terciptanya kegairahan kerja.
Untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, diperlukan perencanaan sebagaimana terpenuhinya
keseimbangan dinamis yang diungkapkan di muka.
3. Implementasi Kepuasan Kerja Terhadap Kesehatan Jiwa
Kepuasan kerja merupakan
masalah cukup menarik perhatian, terbukti besar manfaatnya bagi kepentingan
individu dinyatakan bahwa kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha
peningkatan kebahagiaan dalam kehidupan. Bagi manajemen dinyatakan bahwa
kepuasan kerja sebagai pendorong peningkatan produksi dan ke depan sebagai
tolok ukur untuk kesejahteraan.
Usaha menemukan
faktor yang menjadi sumber kepuasan kerja antara lain dari kondisi tenaga kerja
yang produktif disertai kemampuan kerja optimal, mengurangi absentisme, menekan
angka kecelakaan.
Dengan
pembaharuan sumber produksi berteknologi, peran tenaga kerja tetap memegang
peranan penting, betapapun sempurnanya perencanaan struktur organisasi bila
mereka tidak menjalankan tugas dengan minat dan gembira maka perusahaan kurang
produksi optimal.
Memberikan
motivasi agar tercapai kepuasan kerja merupakan kewajiban setiap manajemen.
Menciptakan
kondisi refleksi job attitude yang positif terus menerus dilakukan, seberapa
jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Ini berarti kepuasan
kerja sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerja terjadi saling
menguntungkan.
Setidak-tidaknya
terdapat lima
faktor yang bisa menimbulkan kepuasan kerja : Pertama, jaminan finansial dan
sosial yang memadai. Kedua, kedudukan jabatan tertentu. Ketiga, pangkat dan
golongan. Keempat, faktor harmonic dalam suasana kerja. Dan kelima, usia
produktif yaitu usia 25 sampai 45 tahun. Berdasarkan penelitian kepuasan kerja
dipengaruhi oleh faktor psikologik yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
tenteram dalam bekerja, sikap perilaku terhadap kerja. Faktor lain seperti
kondisi fisik lingkungan kerja termasuk sistem pengaturan waktu kerja
(rolling), keadaan standar. Kemudian faktor sosial yang menggambarkan interaksi
sosial atasan dan bawahan dan terakhir faktor finansial berupa besarnya gaji
dan jaminan sosial.
Faktor pendorong
untuk mencapai taraf penghidupan adalah kepuasan yang mempengaruhi mental
spiritual, berbagai kebutuhan primer seperti kebutuhan sandang, pangan dan
papan (basic needs). Kedua, kebutuhan perasaan aman baik rasa lahir dan rasa
batin (safety needs). Ketiga, kebutuhan saling menghargai, saling rasa memiliki
(social needs). Keempat, kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Dan kelima,
kebutuhan akan hak mengungkapkan pendapat, ide berfikir untuk perbaikan (self
actualization needs). Disamping itu manajemen terus menerus melakukan upaya
perbaikan melalui Pembentukan Panitia Keselamatan Kesehatan Kerja (P2K3),
sebagai kegiatan panitia tetap ikut berpartisipasi menciptakan kondisi yang
harmonis dan secara aktif menyebarkan informasi tentang budaya K3.
Tenaga kerja
berprestasi adalah indikator utama suksesnya perusahaan, berbekal pengetahuan
dan pengalaman yang dimilikinya tenaga kerja yang bersangkutan memegang predikat : better safety on the job.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar