Minggu, 04 Mei 2014

PSIKOLOGI KERJA



PSIKOLOGI KERJA

       Dewasa ini, semua industri merekrut tenaga kerja sesuai kebutuhan dalam menetapkan pekerjaan sesuai dengan kapasitasnya dalam rangka mengisi lowongan jabatan.
       Industri sadar dalam pentingnya menetapkan pekerjaan sesuai dengan latar belakang personal, baik latar belakang pendidikan, bakat dan sikap.
       Proses pengembangan kecakapan dipenuhi melalui program pelatihan program ini diharapkan memperoleh nilai tambah pengetahuan, keterampilan dan mempertinggi daya kerja, mengembangkan cara berfikir kritis dan inovatif.

1.    Psiko Analisis dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
              Untuk pekerjaan diperlukan tenaga kerja yang sesuai dan profesional di bidangnya, mampu memadai setiap masalah dan berakhir dengan kepuasan dalam tugasnya.
              Secara psikologis seseorang berusaha mengejar kebutuhan memuaskan diri dalam bekerja, berawal dari kepuasan kerja adalah target tertentu, dengan demikian seseorang berusaha menciptakan kondisi agar bekerja lebih bersemangat.
              Psiko analisis adalah salah satu proses untuk mendapatkan keterangan dan kejelasan dari seorang tentang kepribadiannya, berdasarkan hasil psiko analisis dapat menentukan karakteristik yang harus dimiliki seseorang dalam jabatan tertentu. Psiko analisis dapat merangkum proses rekruitmen dan kelak penempatan seseorang sesuai daya keahlian, minat dan kemampuan sesuai dengan martabat, hak asasi perlindungan hukum.
              Psiko analisis bisa sebagai alat bantu dalam menelaah struktur organisasi perusahaan, dalam manajemen psiko analisis sangat diperlukan.
              Psiko analisis mencakup beberapa hal antara lain : Pertama, faktor fisik meliputi kesehatan, postur tubuh dan kemampuan, panca indera. Kesehatan diutamakan mengingat terkait produktivitas kerja, oleh karena dalam kerja terdapat aktivitas fisik yang diandalkan.
              Postur tubuh dipertimbangkan untuk pekerjaan tertentu yaitu kesesuaian postur, dan kepribadian yang menarik, sedang peran kemampuan panca indera disesuaikan dengan aneka ragam pekerjaan misalnya bagian penelitian tidak memiliki rabun penglihatan, di samping pengaruh gangguan sensoris terhadap kualitas pekerjaan. Kedua, faktor psikis meliputi intelegensi, bakat dan minat, kepribadian, motivasi. Keempat faktor psikis tersebut dalam industri skala menengah ke atas dipertimbangkan secara bersungguh-sungguh.
              Psiko analisis ke depan berperan khususnya untuk persyaratan pengisian jabatan, menetapkan standar untuk pola karier, evaluasi jabatan.
              Pembinaan sumber daya manusia adalah upaya manajemen dalam rangka meningkatkan prestasi kerja, dengan mengembangkan kecakapan adalah untuk menambah keahlian kerja sehingga di dalam melaksanakan tugasnya lebih efisien dan efektif.
              Pengembangan kecakapan kerja dilaksanakan dengan berbagai cara diantaranya melalui program training, dengan training dimaksudkan untuk mempertinggi daya kerja, mengembangkan cara berfikir kreatif dan bertindak tepat dalam mengelola pekerjaan.
              Sasaran tujuan training adalah Pertama, meningkatkan produktivitas kerja, bila performance ini meningkat maka berakibat peningkatan pada produktivitas perusahaan. Kedua, akan meningkatkan mutu kerja dalam pengembangan nilai profesionalisme. Ketiga, upaya meningkatkan moral kerja, dan upaya ini mendorong iklim dan suasana kerja lebih sehat dan harmonis, lebih dari itu dengan training ditingkatkan pemahaman pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungannya. Keempat, program training menunjang pertumbuhan pribadi (Personal growth) yang sangat penting dalam ketenangan pribadi.
              Kebutuhan berprestasi ditingkatkan melalui achievement motivasi training, pembentukan motivasi ini dalam rangka menaruh kepercayaan terhadap kemampuan diri untuk mandiri, kreatif dan cakap serta adatif terhadap masalah baru. Achievement motivasi training lebih mengarah pada task oriented yaitu gambaran tingkah laku pada kemampuan menyelesaikan tugas dengan berbagai macam resiko dan menerima segala konsekuensinya baik masa sekarang maupun masa yang akan datang (future oriented).
              Achievement motivasi training berorientasi pada people oriented, suatu sikap yang memperhatikan umpan balik dari pernyataan orang lain atau sejawat untuk kesempurnaan tugas.
              Program pembinaan sumber daya manusia di industri lebih tertumpu pada fungsional dan bukan pada intelektual, intelektual adalah produk pendidikan formal, tetapi pembinaan menitik beratkan pada sikap dan kemampuan fungsional sehingga situasi pembinaan terpenuhi dalam suasana dan iklim spiritual kerja.

2.    Lingkungan Pekerjaan dan Produktivitas Kerja
              Usaha untuk berupaya meningkatkan produktivitas kerja dan mutu produk merupakan keharusan, karena hanya mereka yang berhasil di dalam usaha ini dapat bertahan dan berkembang secara kompetitif di era globalisasi.
              Untuk memasuki pasar internasional hasil produksi suatu perusahaan harus memenuhi persyaratan cukup ketat, persyaratan dan itu sering dikaitkan dengan mutu produksi yang bersertifikasi. Internasional Standardization of Organization (ISO) adalah yang berkenaan label kelulusan bahwa produk dapat beredar di pasar internasional.
              Produktivitas suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja tenaga kerja (produktivitas kerja) dan peralatan yang berteknologi tinggi yang digunakan dalam proses produksi.
              Penggunaan peralatan produksi (sumber produksi) harus match dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai serta dikelola secara profesional.
              Kenyataan membuktikan dalam era globalisasi dewasa ini tingkat persaingan usaha semakin tajam dan semakin komplek. Kondisi persaingan memaksa perusahaan harus menawarkan produk-produk unggulan yang memiliki karakteristik dalam bersaing.
              Kemampuan memanfaatkan peluang dan mampu menawarkan produk sesuai karakteristik unggulan dikatakan memang dalam persaingan, setidak-tidaknya bertahan dalam persaingan global.
              Pemberdayaan tenaga kerja dalam memperkuat personal setting diperlukan tenaga kerja dengan produktivitas kerja optimal, dalam hal ini produktivitas kerja diiringi zero accident, yang dibuktikan selama produksi tidak terdapat kecelakaan kerja, sistem manajemen K3 (SMK3) memberikan pekerjaan tanpa mengalami kecelakaan dalam kerja, secara perhitungan ekonomi keberhasilan dalam menjalankan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan mengurangi pengeluaran biaya yang tidak semestinya terjadi.
              Pada dasarnya kesehatan kerja menunjukkan keadaan kondisi lingkungan kerja dapat menyajikan kondisi yang sangat mendukung bagi produktivitas kerja. Bagi pekerja masalah keberhasilan kesehatan kerja diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya meningkat secara optimal.
              Kepentingan manajemen akan memperoleh manfaat atas dua hal : Pertama, memperkuat pengeluaran biaya dalam rangka melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan, Kedua meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang didorong oleh tingkat kesehatan tenaga kerja yang semakin baik dan spirit kerja konsisten.
              Implementasi program SMK3 berimplikasi pada tumbuhnya lingkungan kerja yang kondusif sehingga mendorong terjadinya gairah dan motivasi kerja yang tinggi serta memacu peningkatan produktivitas kerja dalam proses produksi secara  proporsional.
              Lingkungan pekerjaan yang bagaimana bisa menyumbang keberhasilan produktivitas kerja optimal, suatu kegiatan mendalam tentang persyaratan lingkungan pekerjaan antara lain : Pertama, situasi dan kondisi lingkungan yang harmonis tanpa konflik, membuang jauh sifat egois, hubungan kerja terjalin dalam suasana kekeluargaan. Kedua, lingkungan kerja teknis yang memenuhi syarat antara lain memperhatikan nilai ambang batas.
              Lingkungan pekerjaan diartikan sebagai suatu di sekitar tenaga kerja yang dapat mempengaruhi diri dalam melaksanakan tugas, lingkungan pekerjaan yang manusiawi akan menjadi pendorong kegairahan kerja.
              Dalam teori keseimbangan dinamis paling tidak terdapat lima faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi beban tenaga kerja diantaranya, pertama, faktor fisik meliputi kebisingan, pencahayaan, getaran mekanis, radiasi. Kedua, faktor kimia meliputi asap, debu, gas dan cairan zat. Ketiga, faktor biologis seperti virus, jamur, serangga. Keempat, faktor fisiologis meliputi sikap kerja dan cara kerja, kesesuaian mesin terhadap tenaga kerja. Kelima, faktor psikologis meliputi hubungan kerja harmonis baik vertikal maupun horisontal.
              Lingkungan kerja yang tenang, aman dan manusiawi merupakan faktor yang sangat berperan dalam terciptanya kegairahan kerja.
              Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, diperlukan perencanaan sebagaimana terpenuhinya keseimbangan dinamis yang diungkapkan di muka.

3.    Implementasi Kepuasan Kerja Terhadap Kesehatan Jiwa
              Kepuasan kerja merupakan masalah cukup menarik perhatian, terbukti besar manfaatnya bagi kepentingan individu dinyatakan bahwa kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha peningkatan kebahagiaan dalam kehidupan. Bagi manajemen dinyatakan bahwa kepuasan kerja sebagai pendorong peningkatan produksi dan ke depan sebagai tolok ukur untuk kesejahteraan.
              Usaha menemukan faktor yang menjadi sumber kepuasan kerja antara lain dari kondisi tenaga kerja yang produktif disertai kemampuan kerja optimal, mengurangi absentisme, menekan angka kecelakaan.
              Dengan pembaharuan sumber produksi berteknologi, peran tenaga kerja tetap memegang peranan penting, betapapun sempurnanya perencanaan struktur organisasi bila mereka tidak menjalankan tugas dengan minat dan gembira maka perusahaan kurang produksi optimal.
              Memberikan motivasi agar tercapai kepuasan kerja merupakan kewajiban setiap manajemen.
              Menciptakan kondisi refleksi job attitude yang positif terus menerus dilakukan, seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Ini berarti kepuasan kerja sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerja terjadi saling menguntungkan.
              Setidak-tidaknya terdapat lima faktor yang bisa menimbulkan kepuasan kerja : Pertama, jaminan finansial dan sosial yang memadai. Kedua, kedudukan jabatan tertentu. Ketiga, pangkat dan golongan. Keempat, faktor harmonic dalam suasana kerja. Dan kelima, usia produktif yaitu usia 25 sampai 45 tahun. Berdasarkan penelitian kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor psikologik yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan tenteram dalam bekerja, sikap perilaku terhadap kerja. Faktor lain seperti kondisi fisik lingkungan kerja termasuk sistem pengaturan waktu kerja (rolling), keadaan standar. Kemudian faktor sosial yang menggambarkan interaksi sosial atasan dan bawahan dan terakhir faktor finansial berupa besarnya gaji dan jaminan sosial.
              Faktor pendorong untuk mencapai taraf penghidupan adalah kepuasan yang mempengaruhi mental spiritual, berbagai kebutuhan primer seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan (basic needs). Kedua, kebutuhan perasaan aman baik rasa lahir dan rasa batin (safety needs). Ketiga, kebutuhan saling menghargai, saling rasa memiliki (social needs). Keempat, kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Dan kelima, kebutuhan akan hak mengungkapkan pendapat, ide berfikir untuk perbaikan (self actualization needs). Disamping itu manajemen terus menerus melakukan upaya perbaikan melalui Pembentukan Panitia Keselamatan Kesehatan Kerja (P2K3), sebagai kegiatan panitia tetap ikut berpartisipasi menciptakan kondisi yang harmonis dan secara aktif menyebarkan informasi tentang budaya K3.
              Tenaga kerja berprestasi adalah indikator utama suksesnya perusahaan, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya tenaga kerja yang bersangkutan memegang  predikat : better safety on the job.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar