ERGONOMI
Ergonomi adalah aktualisasi ilmu
biologis tentang faal manusia terhadap efisiensi kerja, bersama ilmu teknik dan
teknologi melakukan optimalisasi penyesuaian kerja diukur dari nilai
produktivitas.
Sikap badan
(biomekanika) dan gerakan Faalli kontinu (kinetika) merupakan rangkaian
ergonomi.
Keuntungan desain
ergonomi adalah faktor kenyamanan dan efisiensi kerja, pekerjaan lebih cepat,
mengurangi resiko kecelakaan, faktor kecelakaan ditekan secara alamiah.
Obyek utama ergonomi
adalah upaya memperdayakan otot dan tulang dalam ukuran tubuh seseorang
sehingga menentukan kemampuan fisiknya. Ergonomi mempunyai peranan penting
industrialisasi, dengan peran desain ergonomi mengurangi beban kerja.
1. Peran Ergonomi dalam Aktivitas Kerja
Difokuskan pada output
kapasitas kerja seberapa jauh kegiatan fisik dapat memenuhi tuntutan pekerjaan
sehingga produktivitas perusahaan terus meningkat. Beberapa pertimbangan
prinsip ergonomis adalah pertama faktor fisiologis yaitu sikap tubuh dalam
menyelesaikan pekerjaan, setting mesin, penempatan peralatan kerja. Kedua,
memperhatikan ukuran tubuh (antropometri) yaitu ukuran tubuh saat berdiri,
duduk terhadap kecekatan kerja. Ketiga, arah pandang, arah pandang disesuaikan
dengan kuat cahaya terhadap obyek pekerjaan, disamping iklim suhu ruang.
Keempat, waktu efektif dalam bertugas. Kelima, terdapatnya beban tambahan.
Menjaga suhu
ruang kerja perlu diperhatikan mengingat perbedaan suhu tubuh normal terhadap
suhu ruang sekitarnya. Dalam industri sering disebut seberapa jauh beda suhu
tubuh terhadap lingkungan kerja, panas misalnya terdapat proses produksi,
konveksi, radiasi dan evaporasi. Keempat pertukaran panas tersebut erat
hubungannya dengan jumlah keringat tubuh yang sedang beraktivitas.
Di sini
pentingnya perlengkapan kerja yang sudah diuji dan didesain secara ergonomis,
disamping memperhatikan dampak toksik karena pengaruh proses produksi. Debu,
gas, asap dan bau adalah produk sampingan, namun harus diproteksi secara benar
dan aman agar supaya kesehatan kerja tidak terganggu. Program ergonomi meliputi
penemuan problematik, pembuktian hasil observasi (trial and errors), gerakan
fisik dan sikap badan yang berpengaruh secara sensomotoris.
Gerakan dan
aktivitas kerja diperhitungkan : denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh
konsumsi oksigen dan produk berkeringat. Dalam beraktivitas kerja tentu ada
yang sangat dominan. Desain ergonomis, menggambarkan fungsi yang harus
dilaksanakan terhadap syarat kerja manusia, apakah kelak menjadi ruang lingkup
kerja manusia. Apabila desain ergonomic teruji efektivitasnya maka dipastikan
tuntutan jabatan dapat dipenuhi.
Konsumsi oksigen
menjadi prioritas utama, begitu besar pengaruh efek fisiologis membutuhkan
oksigen relatif banyak. Referensi Stevenson 1987, menyebutkan kebutuhan satu
liter oksigen menghasilkan 4,8 kilo kalori energi.
Energi total
merupakan andalan yang diperlukan, terutama pekerjaan manual. Rekomendasi
National Institute of Occupation Safety and Health memberikan nilai pentingnya
peranan ergonomic dalam beraktivitas kerja (action limit) khususnya manual
handlings. Contoh mengangkat beban 5 kg sampai 15 kg tidak diperlukan khusus,
mengangkat beban 15 sampai 25 kg diperlukan metode mengangkat, mengangkat 25 kg
sampai 35 kg diperlukan rancang bangun dan angkat di atas 35 kg harus dibantu
peralatan mekanik.
Safety
engineering merupakan desain teknologi ditekankan pada indifikasi hazards yang
berdampak pada gangguan kesehatan kerja. Difinitif safety engineering diartikan
sebagai strategi pengendalian kecelakaan, penggunaan proteksi, penerapan norma
kerja yang akhirnya untuk perlindungan keselamatan.
Safety desain
meliputi product penelitian dikembangkan dalam development process. Bila
ternyata memberikan bukti andalan diaplikasikan dalam factory activity.
2. Sinkronisasi Tekno Struktural dan Sosio Prosesual
Kedua sub sistem tekno
struktural dan sosio prosesual bisa dipadukan secara ergonomik guna
meningkatkan produktivitas, mesin dan perlengkapan kerja harus disesuaikan
dengan keadaan komunitas kerja. Perangkat kerja dalam hal ini tekno struktural
dan tata ruang kerja harus disesuaikan dengan rata-rata ukuran antropometri
tenaga kerja. Perangkat kerja dalam hal ini tekno struktural dan tata ruang
kerja harus disesuaikan dengan rata-rata ukuran antropometri tenaga kerja.
Tujuan utama
sinkronisasi adalah meminimalkan faktor kelelahan dan ketidak efisiensian gerak
tubuh, tidak terbuang waktu dan energi serta meletakkan dasar bekerja selamat dan sehat.
Sistem kerja di
industri hendaknya mengikuti prosedur yang ditetapkan, dengan kerja yang
efektif harus dapat menjelaskan tuntutan pekerjaan terjawab oleh komunitas
tenaga kerja.
Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) memberi perhatian penuh kepada komunitas tenaga kerja agar
dalam berkarya dalam kondisi selamat dan sehat, khususnya dalam era
industrialisasi menghendaki cara berfikir dan kebiasaan perilaku mengikuti
perkembangan kemajuan teknologi.
Koordinat
menggambarkan dimana keserasian dan sinkronisasi perkembangan teknologi (tekno
struktural) dan aktifitas tenaga kerja (sosio prosesual), dengan ke depan
bekerja lebih produktif.
Aspek komunitas
tenaga kerja (sosio prosesual) disesuaikan dengan pendidikan dan pengalaman
terhadap tuntutan spesifikasi pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki
motivasi tinggi, mampu menyesuaikan dengan peralatan kerja, dan mampu mencerna
norma-norma K3 secara sadar.
Aspek peralatan
kerja (tekno struktural), harus didesain secara ergonomic guna melancarkan
proses produksi dan meningkatkan produktivitas kerja.
Kecelakaan bisa
timbul akibat kecerobohan (an safe actions), bisa dari unsur peralatan kerja
(technical errors) dan karena faktor lingkungan kerja (environment errors) bisa menimbulkan kecelakaan.
Pekerjaan yang
lebih bersifat kontinuitas diperlukan perancangan tempat kerja berdasarkan data
anthropometri dan data statis (proses teknologikal struktural dan sosio
prosesual).
Analisis sistem
sambungan kerangka (batas jangkauan, ruang gerak beraktifitas), gerak otot dan
aktivitasnya, kemudian rasa nyeri kerangka otot yang disebabkan oleh pekerjaan.
Ketiga substansi di atas mendapat perhatian dari obyek ergonomis.
Semua aktifitas
tubuh manusia diatur dan dikendalikan oleh sistem susunan saraf bagaimana
mengendalikan gaya-gaya dinamis, dalam kenyataan memang terdapat gaya seperti itu.
Faktor kelelahan
kerja menjadi penentu, karena meningkatnya kerja memberikan peluang terjadinya
kecelakaan kerja dalam industri.
Perasaan adanya
kelelahan umum bisa ditandai oleh beberapa variabel antara lain :
1. Kelelahan mental
2. Kelelahan visual
3. Kelelahan urat saraf
4. Pikiran tegang atau stress
5. Rasa malas bekerja
Pendekatan
alternatif melalui menyusun dasar sistem istirahat kerja, interval rotasi
kerja, beban kerja serta penyediaan gizi kerja seimbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar