Minggu, 04 Mei 2014

ERGONOMI



ERGONOMI

       Ergonomi adalah aktualisasi ilmu biologis tentang faal manusia terhadap efisiensi kerja, bersama ilmu teknik dan teknologi melakukan optimalisasi penyesuaian kerja diukur dari nilai produktivitas.
       Sikap badan (biomekanika) dan gerakan Faalli kontinu (kinetika) merupakan rangkaian ergonomi.
       Keuntungan desain ergonomi adalah faktor kenyamanan dan efisiensi kerja, pekerjaan lebih cepat, mengurangi resiko kecelakaan, faktor kecelakaan ditekan secara alamiah.
       Obyek utama ergonomi adalah upaya memperdayakan otot dan tulang dalam ukuran tubuh seseorang sehingga menentukan kemampuan fisiknya. Ergonomi mempunyai peranan penting industrialisasi, dengan peran desain ergonomi mengurangi beban kerja.

1.    Peran Ergonomi dalam Aktivitas Kerja
              Difokuskan pada output kapasitas kerja seberapa jauh kegiatan fisik dapat memenuhi tuntutan pekerjaan sehingga produktivitas perusahaan terus meningkat. Beberapa pertimbangan prinsip ergonomis adalah pertama faktor fisiologis yaitu sikap tubuh dalam menyelesaikan pekerjaan, setting mesin, penempatan peralatan kerja. Kedua, memperhatikan ukuran tubuh (antropometri) yaitu ukuran tubuh saat berdiri, duduk terhadap kecekatan kerja. Ketiga, arah pandang, arah pandang disesuaikan dengan kuat cahaya terhadap obyek pekerjaan, disamping iklim suhu ruang. Keempat, waktu efektif dalam bertugas. Kelima, terdapatnya beban tambahan.
              Menjaga suhu ruang kerja perlu diperhatikan mengingat perbedaan suhu tubuh normal terhadap suhu ruang sekitarnya. Dalam industri sering disebut seberapa jauh beda suhu tubuh terhadap lingkungan kerja, panas misalnya terdapat proses produksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Keempat pertukaran panas tersebut erat hubungannya dengan jumlah keringat tubuh yang sedang beraktivitas.
              Di sini pentingnya perlengkapan kerja yang sudah diuji dan didesain secara ergonomis, disamping memperhatikan dampak toksik karena pengaruh proses produksi. Debu, gas, asap dan bau adalah produk sampingan, namun harus diproteksi secara benar dan aman agar supaya kesehatan kerja tidak terganggu. Program ergonomi meliputi penemuan problematik, pembuktian hasil observasi (trial and errors), gerakan fisik dan sikap badan yang berpengaruh secara sensomotoris.
              Gerakan dan aktivitas kerja diperhitungkan : denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh konsumsi oksigen dan produk berkeringat. Dalam beraktivitas kerja tentu ada yang sangat dominan. Desain ergonomis, menggambarkan fungsi yang harus dilaksanakan terhadap syarat kerja manusia, apakah kelak menjadi ruang lingkup kerja manusia. Apabila desain ergonomic teruji efektivitasnya maka dipastikan tuntutan jabatan dapat dipenuhi.
              Konsumsi oksigen menjadi prioritas utama, begitu besar pengaruh efek fisiologis membutuhkan oksigen relatif banyak. Referensi Stevenson 1987, menyebutkan kebutuhan satu liter oksigen menghasilkan 4,8 kilo kalori energi.
              Energi total merupakan andalan yang diperlukan, terutama pekerjaan manual. Rekomendasi National Institute of Occupation Safety and Health memberikan nilai pentingnya peranan ergonomic dalam beraktivitas kerja (action limit) khususnya manual handlings. Contoh mengangkat beban 5 kg sampai 15 kg tidak diperlukan khusus, mengangkat beban 15 sampai 25 kg diperlukan metode mengangkat, mengangkat 25 kg sampai 35 kg diperlukan rancang bangun dan angkat di atas 35 kg harus dibantu peralatan mekanik.
              Safety engineering merupakan desain teknologi ditekankan pada indifikasi hazards yang berdampak pada gangguan kesehatan kerja. Difinitif safety engineering diartikan sebagai strategi pengendalian kecelakaan, penggunaan proteksi, penerapan norma kerja yang akhirnya untuk perlindungan keselamatan.
              Safety desain meliputi product penelitian dikembangkan dalam development process. Bila ternyata memberikan bukti andalan diaplikasikan dalam factory activity.



2.    Sinkronisasi Tekno Struktural dan Sosio Prosesual
              Kedua sub sistem tekno struktural dan sosio prosesual bisa dipadukan secara ergonomik guna meningkatkan produktivitas, mesin dan perlengkapan kerja harus disesuaikan dengan keadaan komunitas kerja. Perangkat kerja dalam hal ini tekno struktural dan tata ruang kerja harus disesuaikan dengan rata-rata ukuran antropometri tenaga kerja. Perangkat kerja dalam hal ini tekno struktural dan tata ruang kerja harus disesuaikan dengan rata-rata ukuran antropometri tenaga kerja.
              Tujuan utama sinkronisasi adalah meminimalkan faktor kelelahan dan ketidak efisiensian gerak tubuh, tidak terbuang waktu dan energi serta meletakkan dasar  bekerja selamat dan sehat.
              Sistem kerja di industri hendaknya mengikuti prosedur yang ditetapkan, dengan kerja yang efektif harus dapat menjelaskan tuntutan pekerjaan terjawab oleh komunitas tenaga kerja.
              Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memberi perhatian penuh kepada komunitas tenaga kerja agar dalam berkarya dalam kondisi selamat dan sehat, khususnya dalam era industrialisasi menghendaki cara berfikir dan kebiasaan perilaku mengikuti perkembangan kemajuan teknologi.
              Koordinat menggambarkan dimana keserasian dan sinkronisasi perkembangan teknologi (tekno struktural) dan aktifitas tenaga kerja (sosio prosesual), dengan ke depan bekerja lebih produktif.
              Aspek komunitas tenaga kerja (sosio prosesual) disesuaikan dengan pendidikan dan pengalaman terhadap tuntutan spesifikasi pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki motivasi tinggi, mampu menyesuaikan dengan peralatan kerja, dan mampu mencerna norma-norma K3 secara sadar.
              Aspek peralatan kerja (tekno struktural), harus didesain secara ergonomic guna melancarkan proses produksi dan meningkatkan produktivitas kerja.
              Kecelakaan bisa timbul akibat kecerobohan (an safe actions), bisa dari unsur peralatan kerja (technical errors) dan karena faktor lingkungan kerja (environment errors)  bisa menimbulkan kecelakaan.
              Pekerjaan yang lebih bersifat kontinuitas diperlukan perancangan tempat kerja berdasarkan data anthropometri dan data statis (proses teknologikal struktural dan sosio prosesual).
              Analisis sistem sambungan kerangka (batas jangkauan, ruang gerak beraktifitas), gerak otot dan aktivitasnya, kemudian rasa nyeri kerangka otot yang disebabkan oleh pekerjaan. Ketiga substansi di atas mendapat perhatian dari obyek ergonomis.
              Semua aktifitas tubuh manusia diatur dan dikendalikan oleh sistem susunan saraf bagaimana mengendalikan gaya-gaya dinamis, dalam kenyataan memang terdapat gaya seperti itu.
              Faktor kelelahan kerja menjadi penentu, karena meningkatnya kerja memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri.
              Perasaan adanya kelelahan umum bisa ditandai oleh beberapa variabel antara lain :
       1.    Kelelahan mental
       2.    Kelelahan visual
       3.    Kelelahan urat saraf
       4.    Pikiran tegang atau stress
       5.    Rasa malas bekerja
              Pendekatan alternatif melalui menyusun dasar sistem istirahat kerja, interval rotasi kerja, beban kerja serta penyediaan gizi kerja seimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar