Selasa, 29 April 2014

Aliran-aliran Pembaharuan Pendidikan



Aliran-Aliran Pembaharuan Pendidikan

A.     Pengertian, Fungsi dan Pengelompokan Aliran Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.
I.        ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1.     Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a.   Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.

b.   Aliran  Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.

c.   Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.

d.   Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.

e.   Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.

2.     Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a.   Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.

b.   Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet. 

c.   Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.

d.   Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.

II.    DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1.     Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a.  Asas dan Tujuan Taman Siswa
Asas Taman Siswa
Ø  Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Ø  Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
Ø  Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
Ø  Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Ø  Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Ø  Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.


Tujuan Taman Siswa
Ø  Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
Ø  Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b.  Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
c.  Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2.     Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a.  Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
Ø  Berpikir logis dan rasional
Ø  Keaktifan atau kegiatan
Ø  Pendidikan masyarakat
Ø  Memperhatikan pembawaan anak
Ø  Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, yaitu:
1)      Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2)      Kemanusiaan
3)      Kesusialaan
4)      Kerakyatan
5)      Kebangsaan
6)      Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan
7)      Percaya pada diri sendiri dan pada Tuhan
8)      Berkhlak setinggi mungkin
9)      Bertanggung Jawab
10)  Berjiwa aktif dan positif
11)  Cerdas, logis, dan rasional
12)  Mempunyai daya cipta
13)  Berperasaan tajam, halus, dan estesis
14)  Gigih atau ulet yang sehat
15)  Tepat
16)  Emosional atau terharu
17)  Jasmani yang sehat
18)  Cakap berbahasa indonesia, inggris dan arab
19)  Sanggup hidup sederhana
20)  Sanggup mengerjakan sesuatu dengan keterbatasan alat
21)  Menggunakan kebudayaan nasional dalam mendidik
22)  Guru menjadi objek dan murid menjadi subjek
23)  Mencontohkan
24)  Pelajar memiliki darah ksatria, berani karena benar
25)  Konsentrasi
26)  Perawatan
27)  Menepati janji
28)  Kewajiban dan pertimbangan
29)  Hemat

Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Ø  Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Ø  Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Ø  Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Ø  Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
Ø  Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b.  Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
c.  Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.

B.      Developmentalisme Pendidikan
 Developmentalisme adalah paham yang mencoba menerapkan prisip-prinsip naturalisme romantik Rosseau atau pendidikan alam disekolah, dengan memberikan peranan yang lebih positif dari pendidik didalam mengawal dan melancarkan proses pengembangan yang wajar dari kemampuan-kemampuan bawaan yang terkandung dalam diri setiap individu.
  Karakteristik:
a.       Pendidikan adalah pengembangan pembawaan yang disertai oleh asuhan yang baik.
b.      Pendidikan didasarkan pada studi tentang karakteristik perkembangan anak melalui observasi dan eksperimen.
c.       Perbaikan pendidikan lebih ditekankan pada metode-metode mengajar, pendidikan guru, dan pemahaman tentang karakteristik proses pendidikan yang lebih baik.
d.      Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan pendidikan dasar.
e.       Pengembangan pendidikan mengutamakan pada pengembangan pendidikan universal.
C.      Progresifisme Pendidikan
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru(teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject- centered).
Asosiasi pendidikan progresif (progressive education association atau PEA), yang didirikan 1919, dipelopori oleh Stanford Coob. Prisip-prinsip PEA:
1.      Bebas berkembang secara alami
2.      Minat adalah motif dari semua pekerjaan
3.      Guru adalah seorang pembimbing dan bukan seorang pemberi tugas
4.      Studi ilmiah tentang perkembangan siswa
5.      Perhatian yang lebih besar tertuju pada semua yang mempengaruhi perkembangan fisik
6.      Kerja sama antara sekolah dan rumah
7.      Sekolah progresif.
D.     Rekonstruksionalisme Pendidikan
Rekonstruksionalisme dipelopori oleh John Dewey, yang memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup.
Tujuan pendidikan :
1.      sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat.
2.      tugas sekolah ini adalah mengembangkan insinyur-insinyur sosial.
3.      tujuan sekolah ini adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi, dan politik yang di hadapi umat manusia dalam skala global.
Metode pendidikan :
Metode yang digunakan adalah metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.
Kurikulum ;
Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.
E.      Esensialisme Pendidikan
Essensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap skeptisisme dansinisme dari gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
Karakteristik:
1.      Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
2.      Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang yang belum dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
3.      Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakkan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4.      Essensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teori yang lemah.

Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
 Metode pendidikan
1.      Pendidikan berpusat pada guru
2.      Umumnya diyakini bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang di inginkan, dan mereka harus dipaksa belajar.
3.      Metode utama adalah latihan mental.
F.       Perenialisme Pendidikan
Metode pendidikan
Latihan mental dalam bentuk diskusi, analisis buku melalui pembacaan buku-buku yang tergolong karya-karya besar, buku-buku besar tentang peradaban bakat.
 Kurikulum
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran, dan cenderung menitik beratkan pada : sastra, matematika, bahasa, dan humaniora, termasuk sejarah.
Pelajar
Makhluk rasional yang dibimbing oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis.
Pengajar
1.      Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di kelas.
2.      Guru hendaknya orang yang telah menguasai suatu cabang ilmu, seorang guru yang ahli bertugas membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang tepat, dan yang wataknya tanpa cela.


Daftar Pustaka

Tirtaraharja Umar, 2005, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta. Jakarta

1 komentar: